Satu lagi kuliner manis yang akrab dilidah masyarakat Bontang. Barongko namanya. Perpaduan manisnya gula, bercampur dengan pisang sebagai bahan utama dalam bungkusan daun pisang. Apalagi jika disajikan dingin. Hmmmm….maknyus. Bagaimana proses pembuatannya? Yuk simak!
Pretty, Bontang
Tri Dwi Jayanti menunjukan cara pembuatan Barongko. Ia mengatakan, dirinya biasa membuat Barongko sebagai bahan camilan keluarga, apalagi saat ada stok pisang mengkal. Justru hasil jadi Barongko akan terasa nikmat. Bahan utamanya, kata dia, adalah pisang sanggar tiga sisir, delapan biji telur ayam, setengah kilogram gula pasir, dan satu liter larutan santan, serta tiga lembar daun pisang sebagai pembungkus.
Ia menyarankan, agar pemilihan pisangnya adalah pisang sanggar. Sekaligus pisang yang sangat mengkal, sudah lembek dan berair. Karena, tingkat kematangan pisang juga berpengaruh. Semakin lembek, nantinya akan menghasilkan Barongko yang mencair, mengandung air saripati pisang.
“Kalau pisangnya tidak matang, justru hasil Barongko akan padat dan tidak lumer di lidah. Kalau matang, selain ada cairan pisang, juga akan lebih lumer,” ulangnya.
Tidak memakan waktu lama untuk pengolahannya. Pertama, kupas pisang dan ambil bagian dalamnya. Pisahkan isi buah pisang dari bagian biji. Satukan dalam baskom, lalu blender atau haluskan. Sebelum dihaluskan, campur menggunakan air santan, telur, dan gula pasir.
Ia menekankan, agar bagian biji dibuang dan tidak diikutkan. Karena, kalau terikut akan membuat hasil jadi Barongko mengandung bintik hitam, tidak mulus dan putih semua.
“Ada dua cara, bisa ditumbuk menggunakan gelas atau bisa juga di blender. Di blender-pun jangan terlalu lama, pertahankan tekstur kasarnya agar tidak terlalu halus,” ujarnya.
Karena menjadikan camilan rumahan, ia menyarankan untuk tidak menggunakan pewarna kuning seperti yang biasa dijajakan di pasaran. Ia memilih warna alami, kuning pucat. Setelah adonan jadi, kata dia, lalu bungkus menggunakan daun pisang. Memang, pembungkusan lebih baik menggunakan daun pisang, karena akan menimbulkan aroma beda. Meskipun, bisa juga dicerak ke dalam loyang.
Siapkan daun pisang yang sudah dijemur dan dibersihkan, lalu potong sebagai pembungkus. Tuang satu setengah sendok adonan barongkok, lalu tusuk menggunakan tusuk sate sebagai penutup. Lakukan sampai seluruh adonan terbungkus semua.
“Habis itu kukus, didihkan dulu airnya. Perebusannya tidak begitu lama. Kurang lebih dua puluh menit. Aroma matang keluar, langsung diangkat,” paparnya.
Kata dia, Barongko bisa awet dikonsumsi sampai satu minggu. Ia juga menyarankan lebih baik disajikan dingin, disimpan di dalam almari es terlebih dahulu.
“Rasanya manis dan berair, cocok buat selingan atau cemilan,” pungkasnya. (*)
Via: Bontang Prokal